Post Quis
1.
Kelompok besar Phytoplankton berdasarkan tingkat
kelimpahan
2.
Kelompok zooplankton berdasarkan sifat planktonik dalam
fase silus hidupnya
3.
Kelompok besar Holoplankton berdasarkan tingkat
kelimpahannya
4.
Alat untuk menghitung kelimpahan plankton, contoh cara
menghitungnya
5.
Berikan contoh cara menghitung keanekaragaman plankton
Jawaban Post Quis
1.
Kelompok besar Phytolankton berdasarkan tingkat
kelimpahannya terdiri dari
A. Diatom (Kelas Bacillariophyceae)
Mikroalga ini mendominasi komunitas fitoplankton di lintang tinggi di
daerah Artik dan Antartika, pada zona neritik daerah tropis dan perairan
lintang sedang (temperate), dan pada daerah upwelling. Beberapa ahli menganggap bahwa diatom
merupakan kelompok fitoplankton paling penting yang memberi kontribusi secara
mendasar bagi produktivitas laut, khususnya di wilayah perairan pantai. Berisi sel tunggal atau rangkaian sel, diatom
memiliki bagian luar yang keras yang merupakan lapisan skeleton-silika (pektin
yang berisi silika) yang disebut frustula.
Frustula atau dinding sel silika disusun dari dua katup yaitu katup
bagian atas yang disebut epiteka dan katup bagian bawah yang disebut hipoteka.
Kedua katup tersebut cocok satu sama lainnya seperti petridisk dan sering
berisi ornamen yang kompleks. Ada celah
sempit pada frustula yang berfungsi mempercepat pergantian nutrien, gas-gas dan
produk metabolik.
Bentuk dan kesimetrisan frustula membantu para ahli taksonomi dalam
mengklasifikasikan diatom.Didasarkan pada penampilan-penampilan ini dikenal dua
kelompok diatom yaitu centris diatom (diatom bulat) yang memiliki bentuk katup
bulat atau berbentuk kubah dan paling banyak berada sebagai planktonik dan
pennate diatom (diatom runcing) yang memiliki katup berbentuk bujur atau bentuk
kapal (boat-shape) dan biasa hidup pada daerah dasar perairan (bentik).
Frustula dari centris diatom memiliki jari-jari simetri (radial simetri)
sekitar sumbunya sedangkan pada pennate diatom memiliki bilateral simetri.
Ukuran diatom berkisar dari < 10 µm sampai mendekati 200µm. Tidak adanya flagel, cilia atau organ
pergerakan lain, spesies planktonik bersifat non-motil dan tenggelam pada
perairan yang tidak ada turbulensi. Menurut Smayda (1970) dalam Kennish (1990)
laju penenggelaman diatom dan fitoplankton yang lain bergantung ukuran dan
bentuk sel, ukuran koloni, kondisi fisiologis dan umur. Sel-sel diatom hidup, turun pada laju 0
sampai 30 m per hari menembus kolom air, tetapi sel-sel mati jatuh lebih cepat
melebihi 60 m per hari dalam kasus yang sama.
Daya apung (buoyancy) menurun dengan umur. Penambahan ukuran sel atau
koloni berkaitan dengan laju tenggelam bergantung luas permukaan per satuan
volumenya.
Menurut Arinardi dkk (1994), jenis diatom yang banyak dijumpai di perairan
lepas pantai Indonesia antara lain Chaetoceros
sp., Rhizosolenia sp., Thalassiothrix sp. dan Bacteriastrum sp, sedangkan
pada daerah pantai atau muara sungai biasanya terdapat Skeletonema sp., dan kadang -kadang Coscinodiscus sp.
Sunarto (2002) menemukan beberapa jenis diatom yang terdapat di perairan
pantai Teluk Hurun Lampung antara lain jenis Naviluca, Thalassiosithic, Rhizosolenia dan Skeletonema.
Jenis-skeletonema kadang berlimpah, hal ini diduga karena jenis ini dapat
memanfaatkan nutrien lebih cepat dari pada diatom lainnya
Chaetoceros sp. Rhizosolenia sp
Thalassiothrix sp Bacteriastrum
sp
Skeletonema sp Coscinodiscus
sp.
B. Dinoflagellata (Kelas
Dinophyceae)
Dinoflagellata memiliki tipe uniseluler, biflagelata, dan merupakan
organism autotrop yang , seperti juga diatom, mensuplai produktivitas yang
terbesar pada beberapa wilayah perairan. Individu sel dinoflagellata memiliki
kisaran ukuran 5-200 µm, tetapi beberapa spesies (seperti Polykrikos spp.) terkadang tumbuh dalam rantai lebih besar atau
pseudocoloni.
Dinoplagellata mendominasi komunitas fitoplankton di periran sub tropik dan
tropik. Antara 1000 -1500 spesies
dinoflagellata menempati lingkungan laut dan air tawar, tetapi sebagian
besarnya (lebih dari 90%) hidup dilaut. Kelompok yang mewakili kelas ini umunya
berasal dari genera Peridinales yang
meliputi Ceratium, Gonyaulax dan
Peridinium dan genera Gymnodiniales yang meliputi Amphidinium, Ptychodiscus (Gymnodinium) dan Gyrodinium.
Ceratium Gonyaulax
Peridinium Amphidinium
Ptychodiscus Gyrodinium
Menurut Kennish (1990) spesies dinoflagellata tertentu menghasilkan racun.
Ketika terjadi blooming dimana kepadatannya dapat mencapai 5 x 105 sampai 2 x
106 sel/L, racun yang tertumpuk akan mematikan ikan, kekerangan dan organisme
lain.
Blooming dinoflagellata biasanya memberikan warna merah atau coklat pada
perairan. Kondisi blooming ini dikenal
dengan Red Tide. Genera Gonyaulax dan
Ptycodiscus (gymnodinium) merupakan penyebab terjadinya red tide yang toksik
ini. Grahame (1987) menyatakan
bahwa dua spesies yang menyebabkan
blooming ini adalah Gonyaulax polyhedra dan Ptycodiscus brevis (=Gymnodinium
breve).
Menurut Anderson (1994) Gymnodinium breve telah mengakibatkan kematian
berton-ton ikan di pantai teluk Florida dan mengakibatkan kerugian materi yang
sangat besar karena terhentinya bisnis turisme dan bisnis pendukung lainnya
selain, kerugian ekologis. Kasus yang sama pernah terjadi di teluk Mexico.
Di teluk
Walvis di pantai Afrika Selatan pada sisi Laut Atlantik pernah terjadi red
-tide yang disebabkan oleh jenis Gonyaulax dan mengakibatkan kematian
pada manusia yang mengkonsumsi jenis kekerangan (Charton dan Tietjen, 1988).
Racun yang dihasilkan sel-sel dinoflagellata pada red tide ini dapat membunuh
ikan secara langsung setelah sel-sel menembus insangnya. Pada jenis kekerangan
toksin yang terakumulasi dalam hepatopancreas menyebabkan gangguan neurologi
dan kelumpuhan bagi orang yang mengkonsumsinya dan dapat pula menyebabkan
gangguan pencernaan/diare.
Beberapa jenis dinoflagellata mempunyai kemampuan menghasilkan cahaya
(bioluminescent) antara lain Noctiluca,
Gymnodinium dan Pyrocystis. Pada malam hari kelompok Noctiluca akan
mengeluarkan cahaya apabila air laut terpercik oleh benda-benda yang mengusiknya. Menurut Arinardi dkk (1994) cahaya ini
terpancar karena oksidasi zat non protein (luciferin) dengan bantuan enzim
(luciferase). Secara sederhana reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut:
Luciferin + O2 Oxyluciferin + air + cahaya Luciferase
Umumnya dinoflagellata bereproduksi secara aseksual dengan melalui
pembelahan sel, meskipun ada beberap individu bereproduksi secara seksual
seperti Ceratium dan Glenodinium.
C. Coccolithophor (Kelas
Haptophyceae)
Coccolithophor adalah alga yang
memiliki flagel ganda (biflagel) dan bersel tunggal yang diselimuti oleh
lapisan yang disebut Coccolith. Ukuran
fitoplankton ini 5-50 µm. Plankton ini
melimpah pada daerah tropik dan subtropik, perairan laut terbuka, tetapi
kadang-kadang juga berkembangbiak di perairan pantai. Ada beberapa spesies yang
hidup di daerah dingin seperti Pontosphaera
huxleyi dan Syracosphaera sp.
Pontosphaera
huxleyi Syracosphaera sp
D. Alga Biru-Hijau /Blue-green algae
(Kelas Cyanophyceae)
Blue-green alga (BGA) ini umumnya ditemui pada perairan dangkal,
pantai-pantai tropis, tetapi dalam densitas yang rendah. Terkadang
terjadi blooming alga ini pada daerah payau dan habitat pantai.
Kandungan klorofil a pada BGA berisi phycobilin dan carotenoid yang menentukan
variasi warna pada beberapa spesies.
Pigmen phycocyanin menyebabkan warna biru-hijau pada beberap individu
kelompok ini. Salah satu jenis alga dari
kelompok ini adalah Trichodesmium erythraeum yang keberadaannya memberi
pewarnaan Laut Merah.
Ukuran BGA berkisar dari < 1 µm
untuk yang bersel tunggal sampai lebih dari 100 µm untuk tipe filamen. Cyanophyceae pelagis mencakup spesies dari
Haliarachne, Katagnymene, Oscillatoria dan Trichodesmium. Spesies bentik sering berada pada lapisan
dasar dekat substrat dan terapung kepermukaan oleh pergerakan air pasang.
Trichodesmium
erythtraeum Chroococcus
Gleocapsa Oscillatoria
2.
Kelompok zooplankton berdasarkan sifat planktonik dalam
fase silus hidupnya terdiri dari :
1. HOLOPLANKTON
Holoplankton
adalah plankton yang seluruh daur hidupnya bersifat planktonik yaitu biota laut
yang hidup sebagai plankton dari tingkat
larva sampai mati (seluruh daur hidupnya) dinamakan holoplankton atau plankton
tetap, contohnya Chaetognatha dan Copepoda (Romimohtarto et al., 2001), Sedangkan yang hidup di air tawar contohnya Cladoceran dan Dhapnia.
Chaetognatha Copepoda
Cladoceran (air tawar) Dhapnia
2.
MEROPLANKTON
Meroplankton
adalah plankton yang hanya sebagian dari daur hidupnya yang bersifat planktonik
dan terdiri dari berbagai larva hewan laut dan pada stadium dewasa hidup
sebagai benthos atau nekton (Nybakken, 1988).
Banyak jenis biota laut yang menghabiskan sebagian dari daur hidupnya
sebagai plankton, khususnya pada tingkat larva. Plankton jenis ini disebut
meroplankton atau plankton sementara, karena setelah dewasa plankton ini
menetap di dasar laut sebagai bentos atau berenang bebas sebagai nekton,
contohnya cumi, crustacean, bulu babi, kerang-kerangan dan kebanyakan dari
larva ikan.
Crustaceans Larva
ikan
3.
Kelompok besar Holoplankton berdasarkan tingkat
kelimpahannya terdiri dari :
Cladocera,
Copepoda dan Rotifera antara daerah beriklim sedang dan tropis menunjukkan
perbedaan yang menyolok dalam hal komposisi ukuran dan keragaman spesies. Ada lebih sedikit spesies dan biasanya
berukuran lebih kecil di daerah tropis daripada di daerah sedang baik di utara
maupun selatan. Spesies yang lebih besar untuk genus Daphnia dan Simocephalus relatif jarang di daerah
tropis, sedangkan anggota-anggota Eurycerus
dan Saycia tidak ada. Anggota-anggota famili Holopedidae, Leptodoridae dan Polyphemidae meningkat kelimpahannya
ke arah daerah beriklim sedang. Dua copepoda
cyclopoid kecil adalah umum dalam komunitas zooplankton tropis, namun
banyak spesies yang lebih besar dan umum di daerah-daerah beriklim sedang tidak
ada atau sangat jarang di daerah tropis. Komponen-komponen rotifera utama adalah Keratella
tropica dan species dari Brachionus.
4.
Alat untuk menghitung kelimpahan plankton, contoh cara
menghitungnya
Alat yang digunakan untuk menghitung kelimpahan plankton adalah Sedgwick Rafter dan Haemocytometer.
1.Penampang Sedwick Rafter 2.Penampang Haemacytometer
Metode yang digunakan dalam perhitungan
phytoplankton adalah dengan metode perhitungan langsung (direct
counting) menggunakan Sedgwick Rafter dan Haemocytometer.
Alat dan Bahan
Alat :
- Mikroskop
- Sedgwick Rafter
- Pipet Pasteur
- Gelas ukur/ silinder 10 ml
- Paper lens cleaning
- Minyak emercy
- Objeck glass
- Cover glass/ deck glass
- Counter dan alat tulis
Bahan :
- Lugol’s solution
- Formalin 4 %
- Minyak emercy ( untuk pembesaran 1000 kali )
Pengamatan dan Penghitungan Jumlah Plankton
A. Pengamatan dengan Sedgwick Rafter
1. Pengamatan dilakukan dengan
menggunakan mikroskop, dengan pembesaran 40X atau
100X
2. Penghitungan dilakukan dengan
menggunakan sedgwik rafter dengan cara mengambil 1 ml air sampel dari botol 100
ml, kemudian ditutup dengan gelas penutup
3. Penghitungan dilakukan dengan
menghitung jumlah plankton yang terdapat dalam sedgwick rafter
4. Apabila sampel terlalu
padat, dilakukan pengenceran dengan destilled water.
Catatan :
·
Apabila sampel langsung diambil dari
kolam, tanpa net plankton maka perhitungan pada sedgwick rafter langsung
jumlah unit / ml.
·
Disarankan untuk analisa dahulu sebelum
diberi formalin, untuk mengetahui keberadaan dinoflagellata.
Contoh perhitungan phytoplankton dengan sedgwick rafter
·
Misal air tersaring dengan net
plankton sebanyak 5 liter
·
Didapat 100 ml dalam botol penampung
·
Dalam pengamatan diambil 1 ml sampel
dengan menggunakan pipet pasteur
·
Identifikasi dan hitung jumlah plankton
yang terdapat pada semua ruang/ kotak dalam sedgewick rafter.
Misalkan didapat = 60 unit (sel,koloni atau
filament)
Total 100 ml = 60 x 100 unit
Sehingga
dalam 5000 ml (5 liter air kolam) = 60 x 100 cells
jadi
jika dalam 1000 ml (1 liter) = 60 x 100 x 1000 = 120 unit /
L
5000
Penampang Sedwick Rafter
Sedgwick rafter terdiri dari :
Panjang : 50 kotak (50 mm)
Lebar
: 20 kotak (20 mm)
Tinggi :
1 mm
Volume air yang tertampung
dengan atas ditutup slide glass = 1 ml
Contoh perhitungan zooplankton dengan sedwick rafter
Diketahui :
1. Volume
penampung net (V1) =
40 ml
2. Kedalaman
air
=
100 m
3. Jari-jari
net
plankton
= 4.35 cm
4. Volume
sedgwick rafter
= 1 ml
5. Jumlah zooplankton
dalam S-R (N1) = misal 30 ekor
Maka jumlah
zooplankton dalam liter air (N2) adalah……….?
Maka :
Jumlah volume
air tersaring (V2) = Luas alas x Tinggi
= η r2
x 100
= 3,14x 4.35
cm x 4,35 cm x 100cm = 5942 cm3
= 5942 ml
N2 = V1 x
N1 = 40 ml x 30 ekor /ml = 0.2184 ekor/ml = 2184 ekor/liter V2 =
5492 ml
B. Pengamatan dengan Haemacytometer
Untuk pengamatan dengan sel yang
ukurannya lebih dari 8 micron dan tidak terlalu padat untuk dihitung,
penghitungan dapat dilakukan langsung pada blok A,B,C,D dan hasilnya
dibagi 4(empat) = N cell / ml.
Gambar Haemacytometer
Haemacytometer
terdiri dari beberapa blok dengan sisi :
Panjang = 1 mm
Lebar = 1 mm
Tinggi = 0.1 mm
Volume
yang tertampung setiap blok (1 mm2) dengan atas ditutup cover glass
ð 0.1mm
x 1mm x 1mm = 0.1 mm3 = 10-4
ml
Blok pada
Haemocytometer
Volume air di Blok, misal
B = 1 x 1 x 0.1 mm
= 0.1 mm3
= 1 / 10
= 1 x 10-1 mm3
Dalam
1 ml = 1 x 1 x 1 cm3
= 10 x 10 x
10 mm3 = 1000 mm3
Air dalam 1
x 10-1 mm3 ditemukan N cell dalam 103
didapat = N x 104 cell / ml
Untuk ukuran sel yang kecil dan padat
perhitungan dapat dilakukan di blok E (= 25 kotak kecil )
= 5 kotak terdiri dari 1,2,3,4 dan middle
= Y cell dan dirata-rata
Volume air di kotak 1,2,3,4
= 0.2 x 0.2 x 0.1 mm3 = 0.001 mm3
1 kotak = 4 x 10-3
mm3
1 ml
= 103 mm3
Dalam air 4 x 10-3
ditemukan = Y / 5 cell
Air 1
ml
= (Y / 4 x 10-3
x 5 ) x 103 = Y x 5 x 104 sel / ml
5.
Berikan
contoh cara menghitung keanekaragaman plankton
Penghitungan Indeks Keanekaragaman (Diversity
Index/H’) dan Indeks Keseragaman (Equitability Index/E)
dengan formula sebagai berikut:
a.
Indeks Keanekaragaman (Shannon - Weiner 1949)
keterangan :
H' =
indeks keanekaragaman
pi
= ni / N
ni = jumlah individu jenis
ke-i
N
= jumlah total individu semua jenis
Kisaran indeks keanekaragaman (Shannon – Weiner, 1949)
H' < 2,3026
|
= keanekaragaman kecil dan kestabilan
komunitas rendah
|
2,3026 < H' < 6,9078
|
= keanekaragaman sedang dan
kestabilan komunitas sedang
|
H' > 6,9078
|
= keanekaragaman tinggi dan
kestabilan komunitas tinggi
|
b.
Indeks Keseragaman (Magurran, 1982)
E
= indeks keseragaman
Hmaks = ln S
S
= jumlah spesies
Kisaran indeks keseragaman (Magurran,
1982) :
E = 0 – 1;
E mendekati 0 = sebaran individu antar
jenis tidak merata / ada jenis tertentu yang dominan
E mendekati 1 = sebaran individu antar
jenis merata
Metode Percobaan
Perhitungan keanekaragaman umumnya dilakukan dengan
menggunakan Indeks Diversitas Shannon-Wiener (H) sebagai berikut :
H = – ∑ pi ln pi
Keterangan:
pi = perbandingan jumlah individu suatu jenis dengan
keseluruhan jenis ().
Indeks pencemaran dibagi atas empat kategori:
>
2,0 =
Tidak Tercemar
2,0 – 1,6 = Tercemar
Ringan
1,5 – 1,0 = Tercemar
Sedang
<
1,0 =
Tercemar Berat
Prosedur Percobaan
a. Sediakan air kolam, air sungai, air danau, dan air selokan
sebanyak 50 L.
b. Masukkan air tadi ke dalam plankton net dan semprotkan
dengan handsprayer berisi aquadest.
c. Ambil sampel sebanyak 50 mL.
d. Tambahkan 3-4 tetes lugol 4%.
e. Ambil kembali sebanyak 1 tetes (dari 1 mL) dan teteskan
pada object glass, kemudian tutup dengan deck glass.
f. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x dan 40 x.
g. Hitung indeks hayati dengan rumus.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Adapun spesies-spesies plankton yang di dapati ketika
pengamatan di bawah mikroskop yaitu Mougeotia sp. dan Synedra sp.
Tabel Perhitungan Indeks Hayati
No
|
Jenis
|
Jumlah spesies/tetes
|
Jumlah spesies/mL
|
1
|
Mougeotia sp.
|
1
|
20
|
2
|
Synedra sp.
|
5
|
100
|
∑ = 120
|
Keterangan : 1 mL = 20 tetes
H = – ∑ pi ln pi
H = – ( ln ) + ( ln)
H = – (-0,299) + (-0,152)
H = – (-0,451)
H = 0,451
Tidak ada komentar:
Posting Komentar